Welcome to my site :)

Thursday, July 21, 2016

Hide and Seek

           ‘Ding dong ..’
            Huh? Siapa itu? Seseorang menekan bel rumahku. Benar-benar mengganggu. Dia pikir jam berapa ini? Aku pun membuka pintu untuk  melihat siapa yang menekan bel. Namun ternyata hanya ada hembusan angin dingin yang menerpa wajahku. Huft.. ternyata hanya orang iseng. Menyebalkan. Apakah dia sengaja ingin mengganggu pekerjaanku? Huh lelahnya. Aku akan tidur saja. Persetan dengan dosen bawel itu. Aku lelah.


            Aku segera masuk dan pergi ke tempat dimana komputerku berada. Sambil menghela napas lelah untuk yang kesekian kalinya, aku menyimpan pekerjaanku yang sudah ditolak berkali-kali oleh dosen menyebalkan itu ke dalam file yang berisi puluhan tugas gagal. Setelah mematikan komputerku, aku pergi tidur.
            Ah ternyata pilihanku untuk tidur benar-benar sangat tepat. Nyaman sekali rasanya berbaring di surga yang empuk sambil memeluk teman tidurku yang tak kalah empuk dengan ranjangku. Saking lelahnya aku langsung memejamkan mataku dan pergi ke alam mimpi.
            ‘Ding dong.. ding dong..’
            Astaga suara bel lagi. Apakah orang ini benar-benar bodoh sampai melakukan hal bodoh malam-malam begini?
            ‘Ding dong..’
            Ah biarkan sajalah.
            ‘Ding dong..’
            Nanti juga akan bos-
            “Aku tahu kamu dapat mendengarku.”
            ‘Ding dong..’
            “Buka pintunya.”
            Huh? Suara gadis? Terdengar datar dan tidak wajar. Siapa dia? Aku pun keluar dari kamarku dan pergi melihat siapa yang mencoba-coba untuk menggangguku melalui jendela.
            “Aku hanya ingin bermain sedikit.”
            Bermain? Malam-malam begini? Apakah dia sakit? Apa yang dia pikirkan?
            ‘Ding dong..’
            “Kamu tidak dapat membuatku menunggu. Buka pintunya.”
            Hah? Apa maksudnya? Dia benar-benar seorang gadis yang cantik dengan mata yang merah. Tapi apakah dia benar-benar seorang gadis? Maksudku.. gadis mana yang keluar malam-malam dan menyuruh seorang pria yang bahkan belum dia kenal membukakan pintu untuknya? Apakah dia normal?
            ‘Ding dong..’
            “Sudah terlambat bagimu untuk lari. Aku dapat melihatmu melalui jendela. Lihat? Mata kita kini saling terkunci.”
            Eh.. dia melihatku.
            “Aku dapat merasakan ketakutanmu. Aku pikir aku ingin melihatmu lebih dekat!”
            Wah! A-apa yang dia angkat itu? Sebilah pisau?! Dia menyeringai. Sungguh senyuman yang sangat tidak wajar. Ya, dia benar-benar tidak normal. Oh tidak. Aku lupa mengunci pintu rumahku dan sekarang dia telah membuka pintu rumahku. Dia menatapku. Ah sial. Apa yang dia inginkan? Aku harus lari sekarang!
            “Ding dong .. aku sudah di dalam rumahmu sekarang. Cepat dan lari. Mari bermain sebuah permainan kecil dan bersenang-senang!”
            Dia gila. Permainan apa yang dimainkan dengan pisau? Daripada menyebutnya bermain, dia lebih terlihat seperti ingin membunuhku.
            “Ding dong.. kamu pergi kemana? Apakah kamu berpikir bahwa kamu menang? AHAHAHAH PERMAINAN BARU SAJA DIMULAI!”
            “Argh hentikan!”
            Aku harap dia mendengarkanku.
            “Hentikan atau aku akan melaporkanmu ke polisi!”
            “Ah ayolah jangan begitu. Ayo nikmati permainan ini. Aku dapat mendengar langkah kakimu, lho. Bergema dengan keras melalui lorong. Menurutku kau cukup beruntung karena memiliki rumah yang cukup besar untuk bersembunyi. HAHAHAHAHA!”
            Huh melelahkan sekali. Dia benar-benar mengejarku. Aku bersembunyi ke dapur dan masuk ke kolong meja. Kuharap dia tidak mencariku sampai ke dapur.
            “Hum.. selelah itu? Santai saja. Aku sampai bisa mendengar napas yang keras itu. Berat sekali ya? Tunggu saja. Kamu tidak dapat bersembunyi dariku, dear.”
            Huh?
            “Tak usah takut. Aku hanya menginginkan jiwamu. Itulah yang kau bayar jika kau kalah. Sederhana bukan? AHAHAHAH.”
            Tidak tidak tidak! Aku yakin dia gila dan cukup gila untuk membunuhku.
            “Apakah kamu disini, dear?”
            Ow tidak tidak.. jangan bilang..
            “FOUND YOU!”
            Wah! Apa yang dia lakukan?! Dia memegangiku dengan kuat. Apakah dia benar-benar perempuan?
            “Kamu memiliki mata yang bagus, ya kan?”
            “Apa yang kamu inginkan?”
            “Mata ini..”
            /stab/
            “Argh! Sialan kau! Mataku.. ah!”
            Aku segera mendorong perempuan gila itu dan berlari ke kamar. Aku tak ingin keluar lagi. Aku akan mengunci pintu kamar ini dan bersembunyi di toilet sampai pagi tiba.
            “Kau tidak pandai bersembunyi, dear. Darah yang menetes dari mata indahmu itu membuat jejak dan.. aku sampai di depan pintu kamarmu!”
            “Terserah kau saja, iblis!”
            “Knock.. knock.. aku sudah di depan pintu kamarmu. Aku tidak memerlukan persetujuanmu agar aku bisa masuk. Jadi, aku masuk ya.”
            Aku tidak peduli lagi.
            “Knock.. knock.. aku sudah di dalam kamarmu sekarang. Kamu sembunyi dimana? Permainan petak umpet kita tentang kematian lho.”
            Huh.. padahal sudah kukunci..
            “Aku mendekat. Kulihat kebawah tempat tidurmu tapi ternyata kamu tidak disini. Hmm aku ragu.”
            Tidak..
            “Mungkinkan kamu berada di dalam toilet?”
            Jangan!
            “Ding dong.. I have found you!”
Argh!

Huh? Apakah aku tertidur? Sepertinya aku benar-benar kelelahan. Yah.. seperti bermimpi saja. Ada seorang perempuan ingin membunuhku? Tidak mungkin, kan? Dan .. ah! Benar juga. Perempuan ini sudah tidak dapat bermain lagi. Aku jadi tidak memiliki teman untuk bermain petak umpet. Aku harus pergi mencari orang untuk menemaniku bermain. Um.. apakah kamu bersedia?


-end-


Ada yang kenal sama gambarnya? Ya itu Mayu dari Vocaloid. Dan cerita kali ini juga memang terinspirasi dari lagu itu XD

No comments:

Post a Comment