Malam ini
malam natal, kami sekeluarga pergi ke puncak untuk merayakannya. Kami akan
berangkat sekitar 20 menit lagi. Yah, setelah ibuku selesai bersiap-siap.
Akhirnya,
setelah semua siap kami berangkat. Kami bernyanyi sepanjang jalan, tetapi
tiba-tiba adikku menangis. ‘’Hei hei, ada apa, Mia ? ‘’ tanyaku. ‘’A-aku.. aku tidak dapat menemukan dimana
kue kueku, huaaaaaa.. ‘’ jawabnya sambil menangis. ‘’Dimana kau
meletakkannya?’’ Tanya ayahku. ‘’Mungkin tertinggal dirumah, sudah jangan
menangis . Itu salahmu sendiri.’’sahut ibuku. ‘’Aku yakin aku meletakkannya
disini ! ‘’adikku menunjukkan tas kecilnya, ya itu adalah tempat untuk beberapa
kue miliknya. ‘’Sudah sudah, jika kita menemukan mini market kita beli lagi
disana ya. Jangan menangis . ‘’ ucap ayahku untuk menenangkan Mia. Mia adalah
adik perempuanku, dia benar benar manja dan cengeng, apalagi aku selalu harus
menjaganya. Aku harus tau bagaimana caranya agar dia tidak selalu menangis. Dia
menyukai kue, kemanapun dia pergi mulutnya selalu ada kue.
Di sepanjang
jalan, kami tidak menemukan mini market atau toko kue satupun. Mia pun tertidur
lelah, maka kami putuskan untuk membelinya jika sudah sampai di puncak nanti.
Kamipun sampai, tempat ini cukup jauh juga ternyata dari rumah kami. Ayah kami
menyewa sebuah villa untuk menginap. Lalu aku cepat cepat pergi membeli
beberapa cemilan untuk adikku sebelum adikku terbangun. Aku kembali dan melihat
adikku sedang bermain salju, aku menyimpan beberapa kuenya ke ibuku lalu
memberinya sebungkus untuk temannya bermain. ‘’Ini, kuemu.’’ucapku sambil
memberinya kue. ‘’Oh kakak terima kasih, kakak sungguh baik.’’ Adikku senang .
Lalu ibu keluar, dia bilang kepada kami untuk tidak main jauh jauh, kami berdua
mengangguk tanda iya.
Kami asik
bermain salju, kami berhasil membuat satu boneka salju. Tapi kemudian, saat aku
sedang mencoba membuat boneka salju lagi, adikku menghilang. Aku terkejut,
takut dan khawatir. Maka aku putuskan untuk mencarinya. Disini sangat sepi,
saat aku mencarinya aku bertemu dengan sebuah rumah. Aku berniat untuk masuk ke
dalam, aku pikir adikku mungkin pergi kesitu. Jadi aku ketuk pintu rumahnya.
‘’tok..tok..’’ tapi..tiba tiba saja suasananya menjadi hening dan benar benar
dingin. Aku menggigil, apakah suhu malam ini benar benar sedingin ini ? Aku
terdiam, tubuhku kaku berdiri di depan pintu itu. Lalu, seorang wanita tua
membukakan pintu untukku. Seketika itu juga, suasananya kembali seperti semula.
‘’Halo, anak muda. Apa kau butuh sesuatu?’’ Tanya nenek pemilik rumah itu. ‘’Begini
nek, saya sedang mencari adik saya. Saya ingin bertanya kepada nenek, apakah
nenek melihat adik saya? Karena saya pikir, mungkin nenek melihatnya.’’jawabku
setelah lega mengetahui bahwa pemilik rumah ini hanyalah seorang nenek tua yang
ramah. ‘’Apakah adikmu perempuan?’’tanya nenek itu. ‘’Iya nek, nenek
melihatnya?’’tanyaku kepada nenek itu. ‘’Adikmu tadi mampir kerumahku untuk
makan kue, tapi sekarang dia sudah tidak ada disini. Bagaimana kalau kau masuk
dan makan kue sebentar?’’tanya nenek itu. ‘’Oh begitu ya, baiklah. Aku
penasaran.’’jawabku.
Aku masuk ke
dalam rumah itu, nenek ini benar benar ramah. Dia meminjamkanku beberapa mainan
milik cucunya dan memberiku kue. Kue kue ini benar benar lezat, minuman yang
disediakannya juga sangat segar. Aku benar benar tidak kapok berkunjung
kerumahnya. Beberapa menit kemudian, aku pamit pulang. ‘’Baiklah nek, saatnya
aku pulang. Aku takut ibuku akan khawatir kepadaku. Aku juga harus mencari
adikku.’’ucapku saat akan pulang. ‘’Baiklah, datanglah kesini lagi jika sempat
ya.’’nenek itu melambaikan tangannya. Akupun pulang ke tempat penginapan.
Saat aku
sampai, aku mengetuk pintu rumah dan bertanya kepada ibuku. ‘’Bu, apakah Mia di
dalam?’’tanyaku. ‘’Apa?! Apakah Mia tidak bersamamu sejak tadi?’’ibuku
terkejut. ‘’Aku mencarinya dari tadi, tapi aku tidak dapat menemukannya. Kukira
dia sudah ada dirumah. Oh iya bu, tadi aku mampir ke rumah nenek yang disana,
dia sangat baik. Kupikir akan lebih baik jika ibu mengunjunginya juga.’’aku
memberitahu ibuku tentang rumah itu. Lalu ibuku mengerutkan dahinya dan berkata
‘’Kau kesana? Kau tahu, orang orang disini selalu menjauhinya. Mereka bilang,
nenek itu sering menculik gadis kecil yang berkeliaran disekitar rumahnya, kemudian
membuat tepung dari tulang mereka yang dihancurkan untuk dijadikan kue kecil.
Kemudian darah mereka diekstrakkan dan dijadikan minuman khas rumahnya.
Dagingnya adalah makanannya, dia slalu membuat resep-resep baru. Tidak ada satu
orangpun yang ingin mengenalnya, jadi kau jangan kesana lagi. Sekarang cari
adik kecilmu dan beritahu dia waktu makan malam sudah tiba ! ‘’
No comments:
Post a Comment