Welcome to my site :)

Sunday, June 25, 2017

Pedo-kill


Tring .. tring ..

Tap tap tap

"Hati-hati di jalan, Loli!" teriak seorang guru kepada anak muridnya yang
polos dan lugu.

"Uh .. dadah bu guru!" Loli melambai-lambaikan tangan kepada gurunya.


Loli keluar dari gerbang sekolah. Lalu, ia melihat teman-temannya yang
dijemput oleh orang tua mereka.

"Huft .. Loli mau dijemput juga." keluh Loli sedih. Loli berjalan sendirian
menuju rumahnya. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dewasa yang menyapanya.

"Hai adik manis!"

Merasa terpanggil, Loli menyahut. "Hai juga om."

"Kamu kok sendirian? Orang tua kamu mana?" tanya laki-laki tersebut.

"Di Taiwan om." jawab Loli seadanya.

"Ngapain?" tanyanya lagi.

"Cari uang buat loli." jawab Loli sambil mengerucutkan bibirnya. Laki-laki
itu memerhatikan Loli dengan cermat. Cantik, putih, manis, sempurna sekali
pikirnya. Laki-laki itu pun segera mendapat ide jahat untuk Loli.

"Rumahnya di mana?" tanya laki-laki tersebut.

"Jalan xxx No. 666 om." jawab Loli.

"Wah jauh itu. Om temenin aja yuk dari pada nanti kamu dijahatin orang?"
tawarnya. Loli hanya mengangguk menurut. Si om senang sekali.

Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam. Lalu tiba-tiba om itu mengajak
Loli membeli es krim. Tentu saja Loli tidak menolak dan si om tambah
senang. Akhirnya laki-laki tersebut membawa Loli ke tempat yang tidak
dikenali Loli.

"Es krimnya mana om?" tanya Loli. Namun bukannya es krim atau jawaban yang
didapat, Loli malah dibekap dengan sapu tangan bius sehingga selang
beberapa detik, Loli pingsan.

Loli membuka matanya. Dia tersadar. Namun, mulut, tangan, dan kakinya
diikat. Loli mulai menangis.

"Loli udah bangun?" tanya si om yang muncul dari kegelapan.

"Wepashin wowi um!" pinta Loli dengan mulut tersumpal.

"Lepasin? Heheh gak mau ah!" balas om tersebut dengan cengiran gila.

"Om mau tanya dulu deh. Loli udah pernah ditidurin sama om-om mesum belum?"

Loli hanya menatap laki-laki itu dengan bingung karena tidak mengerti.

"Gini lho sayang. Loli udah pernah dipegang-pegang tubuhnya sama om-om
mesum?"

Seketika Loli langsung teringat dengan pesan ibunya dan mengerti maksud
dari om-om ini. Loli menggelengkan kepalanya.

"Yakin? Kalo udah pernah, kamu berakhir dengan ini." ucap laki-laki itu
sambil menunjukkan sebilah pisau. Loli langsung panik dan berteriak dengan
tidak jelas.

"Awngan wunuh wowi um hmmmhhhh!" teriak Loli.

"Jadi udah pernah?" si om memelototi Loli.

"Ewmgaaakkkk! Bwgak pewnah!" teriak Loli sambil menggelengkan kepalanya
dengan kuat.

"Soalnya .." raut wajah laki-laki itu berubah muram. "Om pernah culik anak
kayak kamu juga. Tapi pas om cobain, dia udah gak perawan. Om jadi kesel
dan langsung bunuh anak perempuan itu. Sejak saat itu om selalu bunuh anak
perempuan yang udah gak perawan." jelas si om dengan ekspresi wajah yang
aneh, mengerikan. Loli berpikir mungkin seperti ini lah psikopat.

"Umh!" Loli mencoba berteriak.

"Kamu mau ngomong?" tanyanya sambil melepas ikat mulut Loli.

"Loli masih suci om. Kata mama gak boleh dipegang-pegang sama orang lain.
Tapi Loli kasian sama om. Jadi, Loli mau tidur sama om." ucap Loli.

Laki-laki itu membulatkan matanya. "Beneran kamu?"

"Iya om."

Tanpa menunggu aba-aba, si om langsung melepaskan ikatan di tubuh Loli dan
memeluk Loli. Loli yang sudah lebih leluasa meraih tas pinknya.

"Makasih Loli." ucap si om.

"Iya om."

"Om sayang Loli."

"Tapi om, Loli mau minta maaf." ucap Loli kemudian.

"Kenapa?" tanyanya sambil mengelus punggung Loli.

"Loli udah bohong sama om." aku Loli.

"Soal apa?" si om melepaskan pelukannya.

"Sebenernya Loli udah pernah tidur sama 12 om-om." ucap Loli jujur.

"Apa?! Tapi kamu bilang kamu masih suci!" si om murka.

"Iya om aku emang masih suci." balas Loli.

"Kurang ajar kamu udah bohongin om!"

Loli meraih pisau yang dibawa si om, lalu tanpa ragu langsung
menancapkannya dengan dalam ke perut si om.

"Loh .. Loli .. kamu berani nusuk om?" tanyanya tak percaya sambil menatap
pisau yang menancap di perutnya dengan ngeri.

"Kenapa nggak?" tanya Loli tanpa beban.

"Kurang ajar kamu!" si om menghampiri Loli, namun setelah cukup dekat, Loli
dengan cepat menggoreskan pisau lipat kecilnya ke leher si om.

Si om tersedak oleh darahnya sendiri dan terjatuh terbaring lemas. Loli
menghampiri si om dan mengamati bagaimana si om meregang nyawa sampai tak
bergerak lagi. Benar-benar pemandangan favorit Loli.

Loli berbaring di samping tubuh si om, lalu memeluk tubuhnya yang sudah
kaku dan dingin.
"Tidur lah om. Om beruntung jadi yang ke-13."

1 comment:

  1. lolinya yang psikopat, kuat juga bunuh om om

    ReplyDelete