“Kring.. Kring..”
“Ah siapa sih yang menelpon! Menganggu tidurku saja.” pikirku. Aku pun
mengangkat telpon itu, ternyata dari kakakku. “Halo, kak? Ada apa menelpon?”
tanyaku. “B-begini.. Sa, ayahmu kondisinya sekarat dan dia terus terusan
memanggil namamu. Tolonglah datang kesini, aku rasa ini waktu waktu
terakhirnya.” kakakku menjelaskan. “Apa? Baiklah aku akan datang kesana.” aku
pun menutup telpon itu dan bergegas bersiap siap mengunjungi rumah orang tuaku.
Aku menaiki mobilku dan melaju secepat yang kubisa. Kemudian, aku melihat
seorang pria mengacungkan jempolnya kebawah. Dia butuh tumpangan artinya. Entah
apa yang kupikirkan, aku membiarkannya masuk. Hampir selama 15 menit kami tidak
berbicara setelah pria itu masuk. “Hi! Namaku Clark. Terimakasih telah
memberikan tumpangan kepadaku.” ucap pria itu. Aku pun menjawabnya. “Ah, iya
sama-sama. Namaku Vanesa. Kau mau kemana? “ Tanyaku membuka percakapan. Tetapi,
tiba tiba dia mengeluarkan sesuatu dan menodongkannya tepat di samping
kepalaku. “Ah benar juga, bawa aku ke persimpangan dekat tol sekarang atau
kutembak mati kau sekarang.” Apa?! Itu berarti aku harus memutar balik ? Aku
tidak punya waktu cukup banyak untuk itu dan lagi ayahku telah sekarat.
Sialannn!!! “Cepat!” bentak pria itu. “B-baik lah.” Aku pun memutar balik.
Tiba-tiba mobilku berhenti. Pria itu pun bersuara kembali. “Kau benar
benar ingin mati ? “ tanyanya dengan suara beratnya itu. “Mobilku berhenti, aku
tidak tau apakah ada yang salah atau tidak dengan mesinnya . Kenapa kau tidak
periksa? “ tanyaku. “Hm, baiklah.” dia pun menurut. Eh? ini satu satunya
kesempatanku untuk kabur dari pria ini. “Tak ada yang salah dengan mobil ini,
apakah kau ingin mengerja-“ aku menabraknya.
Persetan dengan penjahat sepertinya, tak ada yang boleh menggangguku
untuk menemui ayahku. Aku mengambil pistolnya, kemudian pergi meninggalkannya.
Ah , aku lelah sekali. 9 jam perjalanan ke rumah orang tuaku memanglah
sangat melelahkan dan ini sudah hampir malam. Aku memutuskan mencari kos-kos’an
terdekat dan meminta izin untuk menginap semalam saja sebelum esoknya aku
melanjutkan perjalanan ke rumah orang tuaku. Dan aku menemukannya. Kos kos’an
tapi.. ini untuk anak laki laki. Persetan dengan hal itu yang penting aku
istirahat!
Aku mengetuk pintunya perlahan dan seorang laki-laki pun keluar . Oh, Ya
Tuhan dia .. keren sekali. Maksudku bukan seperti mantan pacarmu saat sma yang
membuatmu gagal move on. Tapi, dia seperti seorang model yang keluar dari
majalah fashion yang sedang kau baca. Kemudian dia memanggilku dengan suara
keras. “Hei! Ada apa kok malah melamun? Apa yang bisa saya bantu? “ Laki-laki
itu tersenyum hangat menatapku. “Y-yah.. bolehkah aku menginap disini semalam
saja? Aku terlalu lelah untuk melanjutkan perjalananku menuju rumah orang
tuaku.” ucapku menjelaskan. “Ah boleh sekali, silahkan masuk!” Mata laki laki
itu berbinar dan aku pun diajaknya masuk.
Beberapa langkah setelah masuk ke dalam tiba-tiba saja beberapa laki-laki
lain mendekapku. Ini gila! Aku akan diperkosa. Langsung saja aku mengeluarkan
pistol yang kuambil dari penjahat tadi lalu menembakkannya kearah kepala mereka
masing-masing. Huh.. aku aman pikirku. Aku pun tanpa berpikir tentang lelah
lagi segera menaiki mobil dan menjauh dari tempat itu. Aku putuskan untuk pergi
ke rumah orang tuaku malam ini juga .
Matahari telah terbit, aku menyetir tanpa mengantuk karena memikirkan
kondisi ayahku. Semoga kejadian sebelumnya aku membunuh beberapa orang itu
terbayarkan dengan semua yang diinginkan ayah. Aku sampai di depan rumah. Aku
pun memasuki rumah. Gelap, tidak ada orang.
Hei.. tunggu tunggu, jangan bilang kalau ini.. aku membuka pintu ruang
makan dan..
APRIL MOP, VANESA!!!
Fu*k.
Thanks for read
Btw, gomen jarang pos -/\- ketarik dunia game aku >.< *dilempar gunting*
No comments:
Post a Comment