Welcome to my site :)

Saturday, May 31, 2014

Kimono bernama Kiki Nada



Aku adalah warga Amerika yang berasal dari Jepang. Ini adalah kisah nyata yang kualami. Kimono yang dimaksud disini adalah sebuah kimono putih yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi di keluargaku, kami menyebut kimono itu sebagai Kiki Nada (istilah lain untuk wanita sakit).

Saat nenekku meninggal dunia, kimono itu diwariskan kepadaku. Karena sesuai dengan tradisi, kimono itu akan diwariskan kepada cucu tertua yang tak lain adalah aku. Ditambah, garis keturunan ibuku yang memperkuat bahwa memang akulah pewaris kimono itu. Nah, jika cucu tertuanya itu berjenis kelamin perempuan, maka ia dipercaya akan membawa keberuntungan bagi keluarga. Namun jika cucu tertuanya itu lelaki, maka ia akan membawa kesialan. Untung saja aku seorang perempuan.

Sebenarnya, aku tak pernah mempercayai cerita semacam itu. Aku tak suka mempercayai mitos-mitos atau hal berbau mistis lainnya. Masa bodoh dengan itu semua, ini kan jaman modern. Ya, aku memang seperti itu sampai semuanya berubah sekitar 4 tahun yang lalu.

Saat itu, aku sendirian dirumah karena orangtuaku sedang ada urusan hingga larut. Jam menunjukkan hampir pukul 11 malam ketika aku mendengar suara langkah kaki dari atas. Sekarang, kimono itu kusimpan di lemari khusus dan tentu saja aku memegang kuncinya. Tak ada oranglain yang memiliki akses kesana kecuali aku, bahkan orang tua-ku pun tak memilikinya. Baiklah, kembali ke cerita.

Aku naik ke lantai atas untuk memeriksa sumber dari suara tadi. Setelah yakin bahwa semuanya aman, aku masuk ke kamar dan terbesit di pikiranku untuk sekedar melihat kimono itu. Sebelum membukanya, aku sedikit takut karena membayangkan saat harus memakai kimono itu nanti. Yang benar saja, kimono itu sungguh cantik tapi aku tak suka terlihat feminim. Itu sangat aneh untukku.

Oh ya, legenda keluargaku juga menyebutkan jika aku memiliki anak perempuan, maka kimono ini harus kuwariskan padanya kelak. Jika tidak, maka aku harus membakarnya karena mungkin kimono ini akan membawa sial. Dan anehnya, selama ini selalu saja anak perempuan yang mewarisinya sehingga legenda ini pun masih terus berlanjut.

Saat lemari terbuka, nafasku menjadi tak beraturan, jantungku berdegup kencang dan keringat dingin mulai mengucur di dahiku.

Kimono itu tak ada di tempatnya!

Aku sangat panik karena jika kimononya sampai hilang, itu akan menjadi aib selamanya bagi keluargaku. Aku segera bergegas menuruni tangga dan meraih telepon untuk menelepon ibuku. Saat aku berlari, pandanganku menangkap sesuatu yang ada di dapur.  Aku takkan pernah lupa akan apa yang kulihat saat itu.

Nenekku yang sudah meninggal sedang duduk di meja makan dan ia mengenakan kimono itu. Ia terlihat seperti nenekku namun sungguh menyeramkan. Rambutnya yang hitam itu terurai tak beraturan. Wajahnya sangat keriput, tubuhnya membungkuk ringkih seraya berdiri saat ia melihatku.

"Kemarilah cucuku..."

"Mendekatlah..."

"Atau aku yang harus menghampirimu?."

Dia memanggil-manggil namaku sambil membuka kedua tangannya seakan ingin meraihku.
Ia terus melakukan itu sambil mendekat, tapi bukan berjalan, seperti terlihat melayang.

Aku hanya bisa diam, aku terlalu takut untuk menggerakan badanku.

Sosok itu sudah berada tepat di hadapanku saat ini.
Raut mukanya berubah menjadi terlihat sangat marah.

"Kau adalah kutukan!!!"

"Kau tak mempercayai warisan leluhur!!!"

Ia menatapku lekat-lekat sambil terus berteriak bahwa aku adalah kutukan.

Lampu dapur saat itu menjadi berkedip-kedip tak beraturan, diiringi dengan terbukanya pintu-pintu lemari yang ada didapur. Aku masih tak bisa bergerak karena gugup bercampur takut melihat mahluk yang ada di hadapanku ini. Akhirnya aku tersadar dan berlari keluar rumah. Seketika itu keadaan menjadi gelap, lalu menghitam. Aku pingsan.

Saat terbangun, kudapati orangtuaku sedang duduk dipinggir tempat tidur kamarku dengan ekspresi wajah yang sangat khawatir. Dan kau percaya? Aku terbangun dengan kondisi sudah memakai kimono itu. Orangtuaku berkata bahwa mereka menemukanku pingsan di halaman depan dengan kimono putih yang telah melekat di badanku.

Aku menceritakkan apa yang kualami pada ibuku. Dia mempercayaiku...
karena ia pun pernah mengalaminya.

Thanks for read ^^

No comments:

Post a Comment