Love Test
atau Ujian Cinta merupakan sebuah cerita menakutkan yang berasal dari Jepang
tentang seorang gadis cantik yang sangat ditakuti oleh seorang pemuda yang
ingin mengajaknya berkencan. Cerita ini berdasarkan rakyat Jepang yang ditulis
oleh Lafcadio Hearn pada bukunya di "Of-Ghost and Goblins-Section 6".
Bertahun-tahun
yang lalu, di Jepang, ada seorang gadis kecil yang tinggal bersama orang tuanya
di sebuah desa terpencil. Gadis itu sangat menarik, dengan rambut panjangnya
yang hitam, kulit putih bersih dan mata oval yang menakjubkan. Pemuda-pemuda di
seluruh Jepang berdatangan dari jauh hanya untuk memohon agar dapat mengajaknya
berkencan. Dengan merebaknya kecantikan gadis ini di seluruh daerah, semakin
banyak pria yangg datang mengunjungi kediamannya, menunjukan rasa cinta mereka
padanya dan memohon agar bisa membawanya keluar di sore hari.
Walau demikian,
tidak satupun pemuda bisa bertahan lebih dari sekali kencan dengannya. Sebelum
malam berakhir, mereka semua terlihat berlari tergesa2, berteriak dengan
ketakutan. Tak ada dari mereka ingin membicarakan apa yang terjadi dan semuanya
menolak untuk bertemu dengan gadis itu lagi. Tak lama kemudian, para pemuda
berhenti mengunjunginya & orang tua gadis itu mulai khawatir bahwa anak
perempuannya tidak akan pernah memiliki seorang suami. Rumor pun mulai beredar
di sekitar desa tersebut. Orang-orang mengatakan pasti ada yang salah dengan
gadis itu. Sebagian orang penasaran apakah dia memiliki kepribadian yang sangat
buruk. Sebagian lagi berpikir bahwa mungkin dia memiliki tubuh yang cacat.
Orang tuanya
sungguh heran. Mereka tak dapat mempercayai mengapa banyak pemuda sangat
ketakutan dengan putrinya. Dia selalu bersikap manis, sopan, sifatnya juga
rendah hati & menyenangkan. Dia belajar keras di sore hari & tidak
pernah mengeluh ketika ibunya memintanya melakukan tugas rumah.
Suatu hari,
ketika ayahnya keluar ke kebun, memotong rumput di padangnya, seorang pemuda
berjalan melintas di jalur kebun tsb. "Apa yang kau inginkan?" tanya
lelaki tua itu. "Aku ingin mengajak anak gadis anda berkencan." kata
pemuda. Sang ayah lalu gembira. "Mari sini." katanya, dan dia dengan
senang hati memperkenalkan pemuda itu pada anak perempuannya yang cantik. Gadis
itu kelihatan sangat pemalu & tidak pernah menatap langsung pemuda itu. Dia
berbicara lemah lembut, suaranya hampir seperti berbisik-bisik dan kapanpun
pemuda itu membalasnya, pipinya akan merona.
Di samping
itu, pemuda ini kelihatan hanyut dalam kecantikannya dan mencoba mengajaknya
keluar berkencan. Gadis ini menerimanya dan mengantarnya ke pintu ketika ingin
pamit. "Tidak sekarang." bisiknya. "Datanglah kembali tengah
malam dan hati-hati , jangan mengetuk pintu terlalu keras atau kau akan
membangunkan orang tuaku." Pemuda itu tertegun tapi dia tetap kembali
malam itu dan mengetuk pelan-pelan jendela kamar tidur sang gadis. Tiba-tiba
jendela itu terbuka dan gadis itu memanjat keluar.
"Sebelum
aku ikut denganmu, kau harus berjanji padaku suatu hal." bisik gadis itu.
Pemuda itu mengangguk tanpa ragu. "Aku ingin kau melakukan sebuah ujian
atas cintamu padaku." katanya. "Jika kau benar-benar mencintaiku, kau
pasti akan melewati ujian ini. Berjanjilah padaku bahwa jika saja dirimu gagal,
kau tak akan pernah memberitahukan orang lain tentang apa yang terjadi malam
ini."
Sang pemuda
tidak bisa membayangkan apa yang ada di pikiran gadis cantik ini tapi dia
menyetujuinya tanpa menanyakan alasan. Dengan tangan yang menempel di dadanya,
dia berjanji, "Aku bersumpah sebenar2nya bahwa aku tidak akan menyampaikan
sepatah kata pun dari malam ini kepada siapapun." "Baik. Ikuti
aku." kata gadis itu. "Kemana kita akan pergi?" tanya pemuda
tersebut, tapi sang gadis tidak menjawabnya.
Saat itu
malam sangat gelap dan bulan bersembunyi dibalik awan. Di Jepang, konon malam
seperti inilah para hantu berkeliaran. Kedua insan itu bisa mendengar suara
lolongan anjing yang mengerikan dari kejauhan. Mereka berdua menyelinap di
antara jalan pedesaan hingga mereka tiba di sebuah hutan. Gadis itu dengan
cepat masuk ke dalam jalur yang gelap & penuh dengan tumbuhan liar, pemuda
itu bahkan harus berlari agar dapat mengikutinya. Jalur itu dikelilingi oleh
pepohonan yang lebat menjulang ke atas seperti raksasa yang menakutkan. Dan
akhirnya, mereka tiba ke sebuah pemakaman kuno.
Bulan muncul
di belakang awan-awan, memberi beberapa cahayanya yang pucat & pemuda itu
bisa melihat batu-batu nisan yang dilapisi dengan lumut dan tumbuhan yang
merambat di sekelilingnya. Gaun malam sang gadis terlihat berombak-ombak
mengikuti angin lembut yang bertiup malam itu. Dia berdiri di ujung sebuah
makam yang kelihatannya masih baru. Ketika pemuda itu melihat, gadis itu lalu
mengambil sebuah sekop tua yang berkarat dan mulai menggali, menghambur
rumput-rumput & kotoran di mana-mana.
Kemudian,
dia menurunkan lututnya dan menyingkirkan kotoran yang tersisa hingga dia dapat
membuka peti mayat yang ada di bawahnya. Keterkejutan sang pemuda terlihat oleh
gadis itu ketika mangangkat pandangannya ke atas. Dia kemudian membuka kain
kafan putih di hadapannya & merobek sebuah lengan dari jasad yang ada di
dalamnya. Lalu dia menggigit lengan itu diantara giginya dan mengambil sebuah
potongan besar. Gadis itu mengunyah dengan keras seraya menatap pemuda itu.
"Ini
ujiannya." desis gadis itu. "Jika kau mencintaiku, kau akan melakukan
apa yang kulakukan... Kau akan memakan apa yang kumakan." Dengan begitu,
dia menarik lengan yang lainnya terlepas dari jasad tadi & menyodorkannya
ke pemuda itu. Pemuda itu tidak menyisakan sedikit waktu pun untuk berpikir.
Dia mengambil lengan itu dan mengunyah sepotong gigitan besar.
Namun kini
dia lebih terkejut lagi. Dia tidak pernah membayangkan daging manusia bisa
seenak ini. Tiba-tiba dia menyadari bahwa dia bukan memakan jasad orang mati
sama sekali. Itu semua hanya tipuan. Jasad itu hanyalah gula-gula, terbuat dari
tepung beras dan gula. Gadis cantik itu langsung meledakkan tawanya. "Kau
tahu, dari semua laki2 yang datang mengajakku berkencan, hanya dirimu
satu-satunya yang tidak melarikan diri. Aku ingin menikahi seseorang yg
pemberani & ini membuktikan kaulah orang itu, sekarang, aku bisa jatuh
cinta padamu."
Pemuda itu
tidak melebarkan senyumnya sedikit pun, dia hanya berdiri disana dalam
kegelapan-di ujung makam tersebut, hanya memandangnya. Matanya berisi dengan
amarah dan kebencian. "Hanya gula-gula?" geramnya. "Aku pikir
kau sama denganku."
Setelah itu,
dia mengambil sekop tadi & mulai menggali makam yang lainnya. Ketika dia
mengeluarkan sebuah peti mati, dia merusaknya agar terbuka dan mulai melahap
jasad yang ada di dalamnya. Kali ini gadis itulah yang berlari dengan menjerit.
Thanks for read ^^
No comments:
Post a Comment