Welcome to my site :)

Thursday, June 12, 2014

Akulah pembunuhnya



Ketika ayah dan ibu pergi kedesa karena ada acara keluarga, aku sendirian dirumah ini. Aku tidak suka sendirian, sehingga akhirnya aku berniat untuk mengajak teman teman sekolahku menginap dirumahku.


Disekolah, aku berbicara kepada mereka. ‘’Heyy teman teman, ayah dan ibuku sedang pergi. Maukah kalian menginap dirumahku? Ini akan menjadi pengalaman menarik loh!’’ Ucapku asik. Merekapun ada yang setuju, ada yang izin dulu, ada pula yang menolak. ‘’Baiklah, yang mau ayo kesini. Kita rencanakan pesta apa yang akan kita buat.’’ Ajakku. ‘’Bagaimana kalau hari minggu nanti kita ke museum yang ada disebrang sana?’’ Ucap Jenni bersemangat sambil menunjuk kesalah satu gedung kosong disebrang sekolahku. ‘’Bukankah itu adalah gedung kosong?’’ Ucap Rena. ‘’Yah, tapi disana pasti banyak sesuatu yang mestinya dipajang dimuseum, menurutku! Nah bagaimana?’’ Tanya Jenni. ‘’Bukannya gak ada yang boleh masuk kesitu?’’ Tanyaku bingung. ‘’Yaa, kita masuk diem diem aja, seperti penyusup!’’ Ucap Jenni. ‘’Baiklah, kita liat aja nanti situasinya.’’ Ucap Rena.

Jadi, yang menginap dirumahku adalah Jenni, Rena, Jane, dan Rikka. Yaa, mereka yang tadinya mau, dilarang oleh orangtua mereka karena mereka berbicara tentang rencana hari minggu itu. Ok berlima saja tidak apa. Besok rencananya, malam ini merekapun menginap dirumahku. Keesokan harinya, kami menjalankan rencana yang disusun kemarin, pergi ke gedung tersebut. Setelah dilihat lihat aman keadaannya, kamipun menyusup masuk kedalam.

Gedung ini benar benar menyeramkan, bangunannya sudah tidak kokoh lagi. Kami pergi mengelilingi seluruh ruangan di dalam gedung. Banyak debu disini, sarang laba laba, bahkan sampai bercak darahpun ada. Yah awalnya aku agak heran, tapi mungkin ini ulah kucing tikus atau hewan apalah yang bersarang di gedung yang sudah tidak diurus lagi .''Aku agak takut, mereka bilang disini banyak terjadi kasus pembunuhan karena gedung ini sudah jarang ditengok. Bahkan ada yang pernah mengatakan ini padaku, bahwa hantu hantu yang dibunuh ditempat ini berkeliaran untuk mencari teman. Perasaan dendam hantu disini sangat kuat. Dan.. dan aku mulai merinding, ayo kita keluar teman-teman! '' ucap Rena tiba-tiba. ''Ayolah Rena ! Mana ada hantu siang siang sih? '' sahut Rikka. ''Rena kalo takut keluar aja, lagian mitos begitu kok dipercaya sih, aku gak ngerti sama kamu, Ren '' sambung Jenni. ''Udah udah, Rena ga usah takut, kita berlima ! '' ucapku agar Rena sedikit tenang. ''Tapi kalian yakin kita tidak mengganggu penghuni gedung ini?'' tanya Rena khawatir. ''Rena, jelas jelas ini gedung udah ditinggalin kok! Siapa penghuninya/? Hantu gitu? Gak ada, hadeh..'' ucap Jane sedikit kesal. Renapun mencoba untuk menenangkan dirinya. Lalu Jane mengajak kami berkeliling lagi.

Kami pergi ke ruang bawah tanah.  Disebuah meja pada ruang bawah tanah tersebut, terdapat kotak kecil. Letaknya yang seperti ini membuat kami berpikir bahwa ini sengaja disimpan disini. Lalu akupun mendekati kotak itu karena rasa penasaranku.Karena aku penasaran apa isi kotak itu, maka kubukalah kotak itu. Lalu aku mendapati isi kotak itu adalah pisau (?) seperti belati atau apalah aku tidak tau namanya. Karena menurutku ini aneh bahwa ada pisau yang masih mulus disini,  aku memanggil teman temanku dan tapi.. Tapi, tiba tiba sesuatu yang aneh aku rasakan.Suasana ini, kesunyian ini, hening tanpa suara. Aku merasa sendirian disini, tiba tiba kepalaku sakit saat aku memandangi pisau ini. Seakan akan pisau ini telah memakanku. Tapi rasa itu tiba tiba hilang ketika aku sadar, temanku memanggilku.‘’Doroti!! Kenapa kamu bengong, aku memanggilmu beberapa kali tau!’’ Ucap Rena sedikit takut. ‘’Oh, maaf. Aku merasa ada yang aneh disini, ayo keluar! Aku merasa ingin pulang.’’ Ucapku terburu buru.

Malam inipun mereka menginap lagi, mereka akan menginap dirumahku hingga orangtuaku kembali. Semua baik baik saja, ya setidaknya sampai aku tidur. Aku bermimpi aneh ! Aku bermimpi, aku berjalan sendirian ke gedung kosong itu, padahal ada penjaga disana tapi aku tak menghiraukannya.Aku dikejar oleh dua orang polisi sampai aku mendapatkan pisau itu di ruang bawah tanah. Dan kejadian anehnya lagi, aku menikam dua orang polisi itu sehingga aku terbangun. ''Itu adalah mimpi buruk ! '' ucapku sambil bernafas terengah engah.Aku menyalakan lampu untuk mengambil minum, tapi.. Yang benar saja! Bajuku penuh dengan noda darah, aku kotor sekali. Waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi, ya mau tidak mau aku harus pergi mandi lalu beres beres rumah karena sudah terlanjur bangun.

Pagiharinya teman temanku bangun. Aku menyiapkan sarapan untuk mereka.Temantemanku sedang menonton berita. Ketika aku melihat berita tersebut, aku benar benar tidak menyangka. Aku terkejut sehingga memecahkan cangkir yang ada di tanganku. ''Doroti, kamu gak apa apa?'' tanya Rikka. ''Kamu kaget ya sama berita itu, ya pisau itu adalah pisau yang kamu lihat kemarinkan. Gak sangka ya kalo ada kejadian seperti itu sehabis kita berkunjung ke sana.'' ucap Jenni. Berita tsbt memberitahu bahwa dua polisi tewas karena ditikam, polisi tsbt katanya mengejar seorang gadis yang masuk kegedung kosong itu. Setelah polisi masuk dan mencari bukti kedalam gedung tsbt. Satusatunya barang yang hilang hanyalah kotak kecil yang berisikan pisau itu.

Malampun tiba, aku dan temantemanku hendak tidur. Tetapi ketika aku ingin tidur, ada perasaan aneh yang menyelimutiku. Suatu keinginan untuk membunuh! Aku sungguh tidak bisa tidur, lalu akupun mencoba untuk menghiraukan keinginan itu lalu tertidur. Kemudian aku bermimpi aneh untuk yang kedua kalinya. Didalam mimpiku, aku membunuh teman temanku dengan tanganku sendiri, dan apa yang ada dimimpiku? Aku membunuh mereka dengan pisau itu. Jane, aku menikamnya, tepat diperutnya. Karna Jane menjerit, teman temanku bangun. Lalu Rikka kudorong hingga kesofa dan dengan cepat aku menusuk tenggorokannya hingga robek. Jenni yang mencoba melawanku, entah apa yang ada dimimpiku, tapi aku melemparnya keatas hingga kepalanya menerobos atap rumahku, kemudian karna merasa senang aku menusuknya berkali kali. Rena yang merasa takut, dia memojokkan diri. Akupun mendekatinya, semakin dekat, kemudian aku menusuk matanya. Mencabutnya lalu menusuk kejantungnya. Seketikaitu juga aku bangun.

Ketika aku terbangun, waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Aku masih mengantuk, tapi aku terdiam sejenak karena terkejut. Bajuku penuh dengan noda darah, aku benar benar kotor untuk yang kedua kalinya. Yang lebih mengejutkan adalah pisau itu ada disebelahku. Kemudian aku memutuskan untuk pergi kebawah melihat teman temanku. Aku lebih terkejut lagi. Kulihat mereka sudah terbaring tidak bernyawa. Jane berada dilantai, Rikka disofa, Renajuga, dan yang aneh adalah Jenni! Dia diatas menerobos atap rumahku. Sambil memegang pisau itu, akupun kembali keatas. Mengganti bajuku lalu pergi tidur lagi. Tapi sebelum tidur, aku mengelap noda darah yang ada dipisau itu, meletakkannya ke dalam laci meja belajarku, kemudian pergi tidur.

Thanks for read ^^

No comments:

Post a Comment