"Ibu, bagaimana mengeja kata 'princess'?"
Putriku yang berusia tiga tahun tengah duduk di lantai,
sibuk menggambar, dan berpura-pura menulis sebuah cerita. Sedangkan aku membaca
koran, beritanya mengerikan -- tentang seorang wanita yang tega menikam kedua
anaknya sendiri sampai mati, keduanya masih balita, dan wanita ini beralasan
bahwa ia melakukan itu karena anak-anaknya telah dirasuki setan. Gila.
Benar-benar wanita sinting.
"P, R, " aku memulai, mengejakan pelan-pelan kata
tersebut untuk menjawab putriku.
"Aku ngga bisa nulis huruf 'R'. Jadi aku bikin huruf
'P' lagi aja ya," katanya dengan ceria.
"Hmmm, mmm." Aku menggumam.
Aku meneruskan mengeja, sambil masih membaca kelanjutan
berita di koran. Sungguh kejadian yang mengerikan. Aku tidak percaya seorang
ibu bisa tega berbuat keji pada anak kandungnya sendiri, lalu mengatakan alasan
konyol semacam kerasukan setan.
"Dasar wanita gila biadab..." geramku, merasa
jijik.
"Oke ibu, aku bisa mengeja sisanya sendiri." Gadis
kecilku mencorat-coret, sedikit demi sedikit menulisi halaman kertasnya.
Aku selesai membaca koranku, lalu merenung tentang dunia
gila ini. Aku harap wanita itu mendapat hukuman yang setimpal. Sungguh tidak
waras. Di jaman modern seperti ini, masih percaya setan, b*tch please...
"Bu, aku sudah selesai! Nih kertasnya udah penuh! Ibu
baca cerita buatanku dong!"
Saat aku melirik ke arah lembar kertasnya, aku sangat syok.
Tergores carut marut mulai dari atas halaman kertas, persis dibawah huruf P dan
I yang bentuknya khas tulisan anak-anak, terpampang kalimat :
"KAMI ADA DI SINI, WANITA JALANG. KAMI NYATA. JANGAN
BUAT KAMI MEMBUKTIKANNYA..." baris demi baris kalimat serupa memenuhi
seluruh halaman kertas.
Thanks for read ^^
No comments:
Post a Comment